Mendung Tak Berarti, Dhuha Lebih Pasti
Pagi ini, matahari enggan bersinar terang seperti sebelumnya. Yang terjadi ialah mendung, namun .... Mendung tak berarti akan selalu turun hujan, mendung tak berarti mematahkan semangat kita terutama para santri dan para asatidzah serta orang tua wali santri, dan mendung tak berarti redupnya kegiatan-kegiatan dan kosongnya kebaikan-kebaikan yang akan dilakukan hari ini. Namun .... ada kepastian yang lebih pasti, dan shalat Dhuha itulah yang lebih pasti untuk mengawali kegiatan belajar mengajar dan kegiatan lainnya di Lembaga Pendidikan Islam Sari Bumi Sidoarjo.
Lihatlah santri kita ini, dia tetap dalam semangat yang meyakinkan untuk mendekatkan diri kepada Allah Ta'ala dengan melaksanakan shalat Dhuha. Tentulah dia tahu, bahkan mungkin kita pun pasti tahu seperti apa keutamaan-keutamaan shalat Dhuha. Nabi Shallallahu ‘alihi wa sallam bersabda, “Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan shalat Dhuha sebanyak 2 raka’at” (HR. Muslim No. 720).
Keutamaan lainnya diriwayatkan dari Nu’aim bin Hammar Al Ghothofaniy, beliau mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Ta’ala berfirman : Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at shalat di awal siang (di waktu Dhuha). Maka itu akan mencukupimu di akhir siang.” (HR. Ahmad (5/286), Abu Daud No. 1289, At-Tirmidzi No. 475, Ad-Darimi No. 1451)